Jumat, 25 Desember 2009

Kehidupan Masa Kolonial Belanda

A. Kekuasaan Kolonial di Indonesia
1. Terbentuknya Kekuasaan Kolonial di Indonesia.
Sejak masa kuno, Indonesia sudah dikenal sebagai sumber penghasil rempah-rempah. Rempah-rempah tersebut dibutuhkan di Eropa, sebagai obat pengawet makanan dan bumbu masakan. Orang-orang Eropa biasa membeli rempah-rempah dari pedagang Asia Barat. Karena membeli dari pedagang perantara, maka harga rempah di Eropa menjadi sangat mahal. Tingginya harga rempah-rempah tersebut mendorong orang-orang Eropa untuk mencari langsung daerah penghasilnya. Untuk tujuan tersebut maka potugis menguasai malaka pada tahun 1511 sebagai batu loncatan untuk menguasai perdangan rempah-rempah di Maluku.
a. Bangsa portugis.
Zaman kolonial di Indonesia sesungguhnya dimulai pada tahun 1511, beberapa saat setelah Portugis menduduki Malaka. Tidak lama setelah menguasai Malaka, armada Portugis telah sampai di Maluku. Dengan didukung oleh spenguasaan teknologi pembuatan kapal dan senjata yangsangat tinggi. Serta dipermudah adanya pertikaian antar kerajaan. Portugis berhasil mendirikan kantor dagang dan benteng. Bahkan mereka memperoleh hah monopoli dari sultan Ternate untuk berdagang rempa. Kehadiran Portugis di Maluku itu memperkuat kedudukan sultan Ternate dalam menghadapi kerajaan Tidore. Tetapi keinginan Portugis untuk menguasai Ternate mengakibatkan mereka diusir oleh Sultan Babullah pada tahun 1575.
b. Bangsa Spanyol
Selain Portugis, bangsa barat yang mencoba mendirikan koloni di Indonesia adalah bangsa Spanyol, setelah mendirikan Manila (Filipina) tahun 1571. armada Spanyol berlayar kerah selatan disekitar kepulauan Maluku. Pada tahun 1606 mereka berhasil menduduki Ternate dan membangun kembali Benteng Kastela (berasal dari Castile) peninggalan Portugis. Akhirnya pada tahun 1677 bangsa Spanyol kembali ke Filipna setelah belanda berhasil masuk dan menduduki Ternate.
c. Bangsa Inggris
Sejak akhir abad XVI East Indian Company (EIC) sedah mengadakan hubungan dagang dengan beberapa wilayah di Indonesia. Namun Inggris tidak berhasil menanamkan monopoli perdagangan di Indonesia. Hal ini disebabkan karena ketidak mampuan Inggris untuk bersaing dengan Belanda. Dengan kekuatan militer dan kemampuan memengaruhi penguasa setempat, armada dagang Belanda mampu menbuat Inggris perlaha-lahan tersingkir dari kawasan perdagangan di Indonesia.
d. Bangsa Belanda
Ekspidisi bangsa barat lainnya ke Indonesia yang behasil membentuk kekuasaan kolonial cukup lama adalah Belanda. Pada bulan Juni 1596 kapal-kapal Belanda berhasil berlabuh dipelabuhan lada terbesar di Jawa Barat. Setelah menyusuri berbagai tempat dan memicu konflik dengan pedaganglain di berbagai daerah.
Untuk mengatasi persaingan dagang yang tidak sehat, pada tahun 1602 perusahaan-perusahaan ekspedisi Belanda itu akhirnya melebur menjadi satu pada tanggak 10 Maret 1602 dengan nama Vereenigde Ost-Indische compagnie (VOC) atau Perserikatan Maskapai Hindia Timur.

2. Tujuan Kedatangan Bangsa Eropa ke Indonesia.
Tujuan awal kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia adalah memperoleh rempah-rempah landsung dari sumbernya. Tujuan-tujuan itu adalah sebagai beriku :
a. Menguasai perdagangan rempah-rempah langsung dari sumbernya
b. Menguasai wilayah strategis baik untuk perdagangan maupun basil militer. Dengan kekuatan armada dan strategi pecah belah, bangsa eropa memaksa penguasa setempat untuk menandatangani perjanjian yang mengesahkan penguasaan atas suatu wilayah strategis.
c. Mengeruk sebanyak mungkin kekayaan sumberdaya suatu wilayah. Caranya denganb memaksa penguasa setempat menandatangani suatu perjanjian.
d. Turut campur dalam urusan politik suatu wilayah. Secara semena-mena, bangsa eropa ikut serta menentukan orang yang mereka anggap layak menjadi penguasa. Orang yang mereka pilihsudah tentu yang akan menguntungkan mereka, sedangkan penguasa yang menantang akan segera mungkin mereka singkirkan dengancara seperti itu, mereka dapat mempertahankan atau bahkan meperbesar pengaruh mereka atas suatu wilayah.

3. Kebijakan Pemerintah Kolonial dan Pengaruhya
Sebelum kedatangan VOC, Indonesia sudah terlibat dalam jaringan perdagangan internasional dengan sistem yang terbuka. Segala hal megenai peraturan jual beli. Kegiatan ini sebagian besar dilakukan oleh kerajaan-kerajaan Islam Indonesia dengan bangsa-bangsa asing melalui perantar Malaka. Jalur yang mereka gunakan Malaka- Maluku dengan laut Jawa sebagai urat nadinya. Di sepanjang jalur itu muncul pusat-pusat peredagangan dan Bandar-bandar pelabuhan. Komoditas perdagangannya antara lain cengkih ( dari Ternate, Tidore, Moti, Makian dan Bacan) pala (dari Banda).
a. Kebijakan-kebikan VOC
1) Membangun benteng pertahanan.
Semula untuk mengelola urusan dagangnya, VOC mendirikan Factorij di Maluku dan Banda.
2) Membuat perjanjian dengan para Raja
Salah satu kelihaian yang dimiliki oleh VOC adalah kemampuannya dalam bernegosiasi dan berdiplomasi dengan para Raja di Nusantara. Namun dibalik kelihaian itu juga tersimpan kelicikan. Pada tahun 1637, armada VOC dibawa Van Diemen berhasil diperdaya oleh persekutuan anti-VOC yang dipimin Kakiali (murid Sunan Giri yang bersasl dari Hitu). Persekutuan itu terdiri atas orang-oreang Hitu, Ternate/Hoalmoal dan Gowa. Maksud persekutuan itu adalah mendorong dilkukannya perdagangan rempah secara ‘gelap’.
3) Monopoli Perdagangan
Salah satu faktor kuncinya karena mereka mengacu pada Regerings Reglement (asas tujuan perkumpulan) yang dibuat tahun 1650. apabila diringkas, isi asas itu antara lain : melenyapkan semua persaingan dengan jalan apa pun juga asal tercapai maksudnya, serta membeli semurah-murahnya dan menjual semahal-mahalnya
Dalam melakukan kegiatan monopolinya, VOC menerapkan beberapa aturan. Aturan-aturan tersebut adalah :
a) Petani rempah-rempah hanya boleh bertidak sebagai produsen. Hak jual beli hanya dimiliki VOC.
b) Panen rempah-rempah harus dijual kepada VOC dengan harga ditentukan oleh VOV
c) Barang kebutuhan sehari-hari, seperti peralatan rumah tangga, garam dan kain harus dibeli dari VOC dengan harga yang ditentukan okeh VOC.
4) Devide et Impera
Devide et Impera yaitu salah satu politik VOC untuk dapat menguasai suatu wilayah dengan cara pecah belah lalu kuasai. Sebagai contoh konkret VOC menggunakan keperkasaan orang-orang Bugis untuk menghadapai kerajaan lain di Indonesia.



Tidak ada komentar: