Jumat, 25 Desember 2009

Aliran Pendidikan

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aliran-aliran pendidikan telah dimulai sejak awal hidup manusia, karena setiap kelompok manusia selalu dihadapkan dengan generasi muda keturunannya yang memerlukan pendidikan yang lebih baik dari orang tuanya. Di dalam berbagai kepustakaan tentang aliran-aliran pendidikan, pemikiran-pemikiran tentang pendidikan telah dimuali dari zaman Yunani kuno sampai kini. Meskipun paparan ini terbatas hanya beberapa pada aliran penting, namun diharapkan tidak akan mengurangi maksud dan tujuannya sebagai pembekalan wawasan historis terhadap setiap calon tenaga pendidikan.

B. Perumusan Masalah
Adapun yang menjadi pokok permasalahan diatas adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan aliran-aliran klasik dalam pendidikan ?
2. Bagaimanakah bangsa Indonesia mengenal pendidikan sebelum bangsa Belanda menjajah Indonesia ?

BAB II
PEMBAHASAN

Aliran-aliran pendidikan telah dimulai sejak awal hidup manusia, karena setiap kelompok manusia selalu dihadapkan dengan generasi muda keturunannya yang memerlukan pendidikan yang lebih baik dari orang tuanya. Di dalam berbagai kepustakaan tentang aliran-aliran pendidikan, pemikiran-pemikiran tentang pendidikan telah dimuali dari zaman Yunani kuno sampai kini. Meskipun paparan ini terbatas hanya beberapa pada aliran penting, namun diharapkan tidak akan mengurangi maksud dan tujuannya sebagai pembekalan wawasan historis terhadap setiap calon tenaga pendidikan.
A. Aliran Klasik dan Gerakan Baru Dalam Pendidikan
Aliran-aliran klasik yang meliputi aliran-aliran empirisme, navitisme, naturalism,dan konvergensi merupakan benang-benang merah yang menghubungkan pemikiran-pemikiran pendidikan masa lalu, kini, dan mungkin yang akan datang. Aliran itu mewakili berbagai variasi pendapat tentang pendidikan, mulai dari yang pesimis memandang bahwa pendidikan kurang bermanfaat, bahkan mungkin merusak bakat yang telah dimiliki oleh anak. Oleh karena itu, gerakan-gerakan itu dapt dikaji untuk memperkuat wawasan dan pengetahuan tentang pengajaran. Seperti telah dikemukakan bahwa pengajaran merupakan pilar penting dari kegiatan pendidikan pendidikan disekolah, utamanya kalau dilakukan pengajaran yang sekaligus mendidik.
1. Aliran klasik dalam pendidikan dan pengaruhnya terhadap pemikiran pendidikan di Indonesia.
a). Aliran Empirisme
Aliran empirisme bertolak daridari Lockean Tradition yang mementingkan stimulasi eksternal dalam perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung kepada lingkungan, sedangkan pembawaan tidak dipentingkan. Tokoh perintis pandangan ini adalah seorang filsuf Inggris bernama John Locke (1704 – 1932) yang mengembangkan teori “tabula rasa” yakni anak lahir di dunia bagaikan kertas putih yang bersih. Pandangan behavioral ini juga masih bervariasi dalam menentukan faktor apakah yang paling utama dalam proses belajar itu.
b). Aliran Nativisme
Aliran nativisme bertolak dari Leibnitzian Tradition yang menekankan kemampuan dalam diri anak sehingga faktor lingkungan termasuk faktor pendidikan, kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak hasil perkembangan tersebut ditentukan oleh pembawaan yang sudah diperoleh sejak kelahiran. Lingkungan kurang berpengaruh terhadap pendidikan dan perkembangan anak. Hasil pendidikan tergantung pada pembawaan, Schopenhaver (filsuf Jerman 1788 – 1860) berpendapat bahwa bayi itu lahir dengan sudah pembawaan baik dan pembawaan buruk. Oleh karena itu, hasil akhir pendidikan ditentukan oleh pembawaan yang sudah dibawa sejak lahir. Berdasarkan pandangan ini maka keberhasilan pendidikan ditentukan oleh anak didik itu sendiri.
c). Aliran Naturalisme
Pandangan yang ada persamaannya dengan nativisme adalah aliran naturalisme yang dipelopori oleh seorang filsuf Prancis J.J Rousseau (1712 – 1778). Rousseau berpendapat bahwa semua anak yang baru dilahirkan mempunyai pembawaan buruk. Pembawaan baik anak akan menjadi rusak karena dipengaruhi oleh lingkungan. Rousseau juga berpendapat bahwa pendidikan yang diberikan orang dewasa malahan dapat merusak pembawaan anak yang baik itu. Aliran ini juga disebut negativism, karena berpendapat bahwa pendidik wajib membiarkan pertumbuhan anak pada alam. Jadi dengan kata lain pendidikan tidak diperlukan. Yang dilaksanakan adalah menyerahkan anak didik kealam, agar pembawaan yang baik itu tidak menjadi rusak oleh tangan manusia melalui proses dan kegiatan pendidikan itu.
d). Aliran Konvergensi
Perintis aliran ini adalah William Stern (1871 – 1939) seorang ahli pendidikan bangsa Jerman yang berpendapat bahwa sorang anak dilahirkan di dunia sudah disertai pembawaan baik maupun pembawaan buruk. Penganut aliran ini berpendapat bahwa dalam proses perkembangan anak baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan sama-sama mempunyai rencana yang sangat penting. Bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan yang sesuai untuk perkembangan bakat itu maupun sebaliknya. William Stern berpendapat bahwa hasil pendidikan itu tergantung dari pembawaan dan lingkungan, seakan-akan dua garis yang menuju kesatu titik pertemuan sebagai berikut :
a. …………… a. Pembawaan
  ………. C b. Lingkungan
b. …………… c. Hasil pendidikan / perkembangan

Karena itu teori W. Stern disebut teori konvergensi, jadi menurut teori konvergensi :
1) Pendidikan mungkin untuk dilaksanakan
2) Pendidikan diartikan sebagai pertolongan yang diberikan lingkungan kepada anak didik untuk mengembangkan potensi yang baik dan mencegah berkembangnya potensi yang kurang baik.
3) Yang membatasi hasil pendidikan adalah pembawaan dan lingkungan.

2. Gerakan baru pendidikan dan pengaruhnya terhadap pelaksanaan di Indonesia
a. Pengajaran alam sekitar
Gerakan pendidikan yang mendekatkan anak dengan sekitarnya adalah gerakan pengajaran alam sekitar, perintis gerakan ini antara lain Fr. A. Finger (1808 – 1888) di Jerman. Disamping alam sekitar sebagai isi bahan ajaran, alam sekitar juga menjadi kajianempirik melalui percobaan, studi banding, dan sebagainya. Dengan memanfaatkan alam sekitar sebagai sumber belajar, anak akan lebih menghargai, mencintai, dan melestarikan lingkungannya.
b. Pengajaran pusat perhatian
Pengajaran pusat perhatian dirintis oleh Ovideminat Dectoly (1871 – 1932) dari Belgia dengan pengajaran melalui pusat-pusat minat (centres d’intered), disamping pendapatnya tentang pengajaran global. Pendidikan menurut Decroly berdasar pada semboyan : Ecole Pour La Vie, Par La Vie (sekolah untuk hidup dan oleh hidup). Dari penelitian secara tekun, Decroly menyumbangkan dua pendapat yang sangat berguna bagi pendidikan dan pengajaran, yang merupakan dua hal yang khas dari Decroly, yaitu :
1). Metode global (keseluruhan). Dari hasil yang didapat dari observasi dan tes, dapatlah ia menetapkan, bahwa anak-anak mengamati dan menginggat secara global (keseluruhan). Metode ini bersifat videovisual sebab arti sesuatu kata yang diajarkan itu selalu diasosiakan dengan tanda (tulisan).
2). Centre d’intered (pusat-pusat minat). Dari penyelidikan psikologik, ia menetapkan anak-anak mempunyai minat yang spontan (sewajarnya). Pengajaran harus disesuaikan dengan minat-minat spontan tersebut. Anak mempunyai minat-minat spontan terhadap diri sendiri dan minat spontan terhadap diri sendiri itu kita dapat bedakan menjadi :
(a). Dorongan mempertahankan diri
(b). Dorongan mencari makanan dan minuman
(c). Dorongan memelihara diri

 Sedangkan minat terhadap masyarakat (biososial) ialah :
(a). Dorongan sibuk bermain-main
(b). Dorongan meniru orang lain

c. Sekolah kerja
Gerakan sekolah kerja dapat dipandang sebagai titik kulminasi dari pandangan-pandangan yang mementingkan pendidikan ketrampilan dalam pendidikan. Perlu dikemukakan bahwa sekolah kerja itubertolak dari pandangan bahwa pendidikan tidak hanya demi kepentingan individu tetapi juga demi kepentingan masyarakat. Kerschenteiner membuka sekolah kerja di Belgia di antaranya adalah :
1) Sekolah tekhnik kerajinan
2) Sekolah dagang
3) Sekolah pertanian bagi anak laki-laki
4) Sekolah rumah tangga kota, dan
5) Sekolah rumah tangga desa (khusus untuk gadis)

B. Dua “Aliran” Pokok Pendidikan di Indonesia
Dua “aliran” pokok pendidikan di Indonesia itu dimaksudkan adalah perguruan kebangsaan taman siswa dan ruang pendidikan INS kayu taman. Kedua aliran ini dipandang sebagai suatu tonggak pemikiran tentang pendidikan di Indonesia. Secara historis, pendidikan yang melembaga telah dikenal sebelum Belanda menjajah Indonesia, seperti padepokan, pesantren, dan sebagainya. Setelah Belanda memperkenalkan sistem persekolahan di Indonesia, maka tersebar diseluruh pelosok tanah air, sebagai contoh adalah Muhammadiyah (didirikan 1912 oleh K.H. Achmad Dachlan) sedangkan yang bercorak kebangsaan adalah perguruan kebangsaan taman siswa (didirikan oleh Ki Hadjar. Dewantara pada 3 Juli 1922) ruang pendidik INS kayu taman (didirikan oleh Moch Sjafei pada 31 Oktober 1926).
1. Perguruan kebangsaan taman siswa
Perguruan kebangsaan taman siswa didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara (lahir 2 Mei 1989 dengan nama Suwardi Suryaningrat) pada tanggal 3 Juli 1932 di Yogyakarta, yakni dalam bentuk yayasan, selanjutnya dimulai didirikan taman indra (taman kanak-kanak) dan kursus guru, selanjutnya taman muda (SD), disusul taman dewasa merangkap taman guru (mulo-kweekschool). Sekarang ini, telah dikembangkan sehingga meliputi pula taman madya, prasarjana,dan sarjana wiyata. Dengan demikian taman siswa telah meliputi semua jenjang persekolahan, dari pendidikan pra sekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
2. Ruang pendidik INS kayu tanam
Ruang pendidik INS (Indonesia Nederlandsche School) didirikan oleh Muhammad Sjafei (lahir di Matan, Kalbar tahun 1895) pada tanggal 31 Oktober 1926 dikayu tanam (Sumatera Barat). INS pada mulanya dipimpin oleh bapaknya, kemudian diambil alih oleh Muhammad Sjafei. Di mulai dengan 75 orang murid, dibagi dalam dua kelas, serta masuk sekolah bergantian karena gurunya hanya satu, yakni Mohammad Sjafei sendiri. Asas-asas ruang pendidik INS kayu tanam adalah sebagai berikut :
1. Berpikir logis dan rasional
2. Keaktifan atau kegiatan
3. Pendidikan masyarakat
4. Memperhatikan pambawaan anak
5. Menentang intelektualisme

BAB III
PENUTUP

A. Kesmpulan
Pemikiran tentang pendidikan sejak dulu, kini, dan masa yang akan dating terus berkembang. Aliran / gerakan tersebut mempengaruhi pendidikan di seluruh dunia, termasuk pendidikan di Indonesia. Dari sisis lain, di Indonesia juga muncul gagasan-gagasan tentang pendidikan, yang dapat dikategorikan sebagai aliran pendidikan, yakni taman siswa dan INS kayu tana. Setiap tenaga kependidikan diharapkan memiliki bekal yang emmadai dalam meninjau masalah yang dihadapi, serta pertimbangan yang tepat dalam menetapkan kebijakan dan atau tindakan sehari-hari.

Tidak ada komentar: